Selasa, 24 Januari 2012

Melepasmu


Chapter 1

Sebuah mobil berhenti di halaman rumah Annisa, seorang lelaki berseragam hitam-hitam turun untuk membukakan pintu. Annisa dan Peter yang sedang bermain di halaman bisa melihatnya, seorang gadis berambut cokelat panjang bergelombang turun dari pintu belakang mobil itu. Annisa mengenalnya, gadis itu Anjani,,, sepupunya!
“ Anjani,,,” Annisa segera berlari untuk menyambutnya, dia begitu merindukan Anjani, mereka sudah lama sekali tidak bertemu dan sekarang gadis itu berada di hadapannya. Anjani tersenyum,,, dia merasakan hal yang sama dengan sepupunya itu. Anjani langsung menyambut Annisa dengan sebuah pelukan penuh kerinduan.
“ You come,,,”
“ Yeah,,, I miss you ,,,”
“ I know,,, first cousin,,,” Annisa memeluk semakin erat, dia bahagia karena kini tidak akan lagi sendiri. Sepupunya ini akan menemaninya sekarang, kali ini dia datang tidak hanya untuk sekedar berkenjung tapi mereka akan tinggal bersama.
“ Aku tahu kau sangat rindu padaku,,, tapi kau membuatku sulit bernafas” Annisa langsung melepas pelukan itu mendengar keluhan Anjani “ Sorry,,,” ucapnya. Anjani tersenyum pertanda sebuah jawaban maaf diterima.
Anjani melihatnya, seorang anak laki-laki seumuran dengannya masih duduk di ayunan mengamatinya dengan seksama. Mata mereka saling bertemu sampai Peter mengalihkan pandangan, Anjani kembali menatap sepupunya,,,
“ Him,,, You’re boy friend?”
Pipi Annisa bersemu merah “ Just a friend,,,”
“ Tapi kau suka padanya kan?” goda Anjani
“ Come on Jani,,, kita ini gadis ingusan yang baru lulus SMA, apa yang kau harapkan dari itu?”
“ Okay,,, tapi kurasa dia sedikit aneh,,,” bisik Anjani
“ Oh,,, dia hanya sedikit berbeda, tapi aku berani jamin kau akan senang berteman dengannya,,,”
“ Kita lihat nanti,,,” jawab Anjani saat paman dan bibinya muncul dari dalam rumah menghampirinya.
“ Hai honey,,,” Eliza langsung memeluk keponakannya penuh kasih sayang.
­(^__^)
Ayah dan ibunya sedang sibuk memamtau pelayan untuk mengatur kamar Anjani sehingga Annisa bertugas untuk mengajak sepupunya itu bermain bersama. Annisa tidak merasa keberatan sama sekali karena tanpa disuruhpun dia akan melakukannya dengan senang hati.
“ Peter,,, kenalkan dia sepupuku yang sering aku ceritakan, Anjani,,, ini Peter sahabatku,,,” Annisa memperkenalkan.
“ Hai Peter,,,” Anjani mengulurkan tangannya dan memberikan senyuman termanis pada Peter yang menyambut tangannya. Annisa berteman dengan bocah aneh ini,,,? Batin Anjani tidak percaya. Peter memang sangat tampan tapi entah kenapa Anjani merasa dia aneh dan sulit bergaul. Bagi Anjani, Peter bukan orang yang tepat untuk dijadikan teman...
Lamunan Anjani terusik ketika Peter melepaskan tangannya. “ Annisa,,, bisakah kita melanjutkan sektsaku,,,”. Anjani tidak percaya terhadap apa yang didengarnya, Peter tidak memperdulikannya bahkan sekedar sebuah sapaan.
“ Sketsa??” Anjani berusaha terlibat
“ Oh,,, Peter suka sekali membuat gambar sketsa, dia sedang membuat sketsa wajahku,,,”
“ Really,,, ??? bolehkah aku malihat,,,” ujar Anjani
“ Ya,,,” Anjani mendengar jawaban dari bibir Peter hanya berupa gumaman, dia terlihat gugup saat memberikan sebuah buku gambar kepada Anjani.
“ Terima kasih,,,”
“ Bisakah sekarang?” Peter kembali kepada Annisa.
“ Baiklah,,,”
Annisa duduk di ayunan bersama Peter yang kembali sibuk mengoreskan pensil pada kertas dan Anjani sibuk melihat-lihat sketsa yang dibuat Peter. Annisa benar, bocah aneh dihadapannya ini ahli membuat sketsa...
(^__^)
Seminggu berlalu cepat dan Anjani senang tinggal di rumah itu,,, dia tidak lagi sendiri seperti saat di rumah. Dia merasa memiliki keluarga yang sebenarnya dimana mereka selalu bertegur sapa, sarapan dan makan malam bersama, saling mendengar dan penuh kasih sayang. Annisa adalah anak yang beruntung dan dia juga merasa berubtung karena dapat turut serta merasakan kebahgiaan itu. Hanya saja,,, saat Peter muncul diantara mereka! Anjani kembali merasa sendiri, dia membentengi dirinya dari Peter, baginya Peter adalah tipe orang yang harus dia hindari tapi Annisa selalu nyaman bersama Peter. Anjani benci itu,,,
“ Kau harus menjauh darinya ,,,”
“ Why???” Annisa penasaran kenapa Anjani begitu merasa alergi dengan kehadiran Peter diantara mereka.
“ Dia aneh,,, “
“ Dia hanya sedikit,,,diffirent,,,” Annisa menjelaskan
“ Entahlah,,, tapi yang aku tahu dia akan menghambatmu,,,” ucap Anjani yakin dan Annisa tersenyum, bukan senyum mencemooh pandangan Anjani tapi berusaha meyakinkan “ Trust me,,, kau hanya perlu waktu untuk mengenalnya,,,”
Anjani tersenyum gemas, sangat sulit untuk meyakinkan sepupunya itu “ Aku sudah mengingatkanmu Annisa,,,” ucap Anjani menyerah. “ Aku tahu kau ingin yang terbaik untuk sepupumu ini,,, hanya saja aku nyaman berteman dengannya dan aku yakin nanti kau juga akan merasakan hal yang sama,,,” jelas Annisa, dia tidak ingin menyakiti sepupunya itu tapi menjauh dari Peter, dia tidak akan pernah bisa.
“ Never would,,,” jawab Anjani yakin
“ Jangan terlalu yakin,,,”
“ Kau meragukan keteguhan hatiku??”
Annisa tersenyum mendengar pertanyaan Anjani, sejujurnya dia tidak pernah meragukan keras kepala dan betapa egoisnya gadis itu. Tidak pernah,,,
“ No,,, tapi aku juga yakin dengan pesona Peter,,,”
Annisa beranjak meninggalkan beranda kamarnya dengan kejengkelan yang melanda Anjani yang masih terpaku di sana.
(^__^)
Anjani berlari untuk membukakan pintu kamar setelah mendengar beberapa kali pintu diketuk. Gadis itu terkejut dengan apa yang dia temukan di depan pintu,,,
“ Peter,,,” ujarnya
Peter tidak tersenyum sama sekali, dia terlihat gugup dan itu membuat Anjani kesal,,, “ Ada apa?”  tanya Anjani saat tangannya sibuk mengikat rambutnya, Peter memandanginya dengan aneh,,, setidaknya itu yang ada di pikiran Anjani saat menangkap ekspresi Peter.
“Aku mencari Annisa,,,”
“ Kenapa kau ketuk kamarku?”
“ Annisa sedang mandi,,, dia bilang aku bisa bermain bersamamu sembari menunggunya mandi,,,” Peter bahkan tidak berani menatap Anjani lama, sebentar-sebentar dia mengalihkan arah pandangannya. Anjani hanya diam menunggu apa yang akan anak itu ucapkan selanjutnya jika dia tidak memberikan tanggapan.
“ Em,,, bolehkah??? Aku menunggu di sini,,,” sangat sulit sampai akhirnya Peter bisa mengucapkannya. Anjani menghela nafas mengalah, dia ingin menolak tapi Annisa akan marah besar jika dia harus mengusir Peter. Lagi pula hanya sebentar dan mungkin akan bisa membunuh kebosanannya,,,
“ Masuklah,,,”
Anjani membuka pintu kamar semakin lebar untuk mempersilahkan Peter masuk. “ Terima kasih,,,” ucap Peter berjalan masuk lalu duduk di kursi dekat jendela yang langsung mengarah ke kebun bunga milik ibu Annisa. Menit demi menit berlalu dan Peter tidak angkat bicara sedikitpun meski sekedar berbasa-basi. Bukan keinginannya berada di sini, Annisa yang memintanya. Gadis itu mengatakan Peter harus bersosialisasi, dia ingin Anjani juga dapat bermain bersama ketika dia bersama Peter. Ini karena Annisa yang memintanya, dia tidak begitu nyaman bersama Anjani,,, ini hanya untuk Annisa!
“ Kau akan terus membisu dan hanya mengawasi isi kamarku,,,” gerutu Anjani kesal. Peter menatapke arah Anjani,,, dia tidak suka dengan tatapan itu, penuh kesinisan. Peter hanya mengangguk.
“ Kau menyebalkan,,, kenapa kau tidak bisa bersikap hangat kepadaku seperti bersikap hangat kepada Annisa???”
“ Kau,,, itu karena,,, kau bukan Annisa,,,” jawaban yang begitu jujur dan membuat Anjani kesal, gadis itu menyilangkan tangannya di dada. “ Kau picik,,, kau pemilih teman ya? Pantas,,,”
“ Kenapa?
“ Pantas kau tidak punya teman,,,”
“ Annisa temanku,,,” jawab Peter polos
“ ,,, cukup dia, dia bisa memahami aku dan dia selalu ada untukku! Cukup dia saja, aku tidak perlu yang lain”
“ Baiklah,,, aku juga tidak ingin jadi temanmu!” bentak Anjani kesal
“ Kau menyebalkan!!!” Anjani melempar boneka elmo ke arah Peter lalu dia bergegas pergi meninggalkan kamar.
(^__^)
Annisa melangkah memasuki kamar Anjani dan dia hanya menemukan Peter sedang asyik dengan buku sketsanya. Peter menoleh saat menyadari Annisa datang dan senyumnya mengembang,,, dia sangat tampan dengan rambutnya yang berantakan. Mata coklatnya begitu mempesona,,,
“ Dimana Anjani,,,??”
“ Dia,,, pergi sebantar,,,” jawab Peter ragu
“ Kemana?”
Tak ada jawaban,,,
“ Kalian tidak bertengkar kan?” tanya Annisa curiga
Peter menggeleng,,, “ Dia bilang ingin ke ruang baca sebentar,,,” Peter kembali berbohong, dia tidak ingin Annisa tahu dia telah membuat Anjani marah. Annisa akan marah padanya dan Peter tidak menginginkan itu.
“ Benarkah?”
“ Jika dia marah kepadaku tidak mungkin dia membiarkanku  tetap di kamarnya, dia pasti sudah mengusirku,,,” jelas Peter.
“ Baiklah,,, aku akan menyusulnya,,,” putus Annnisa
“ Tidak perlu!” pinta Peter dan dia segera beranjak menghampiri Annisa. Mereka saling memandang, yang satu menunggu alasan yang ditunggu masih mencari jawaban. “ E,,, aku sudah cerita kita akan bermain di taman belakang dan dia bilang akan menyusul setelah selesai dengan ruang baca,,,,” jelas Peter dan Annisa percaya saja.
“ Kita pergi sekarang?” tanya Peter sembari mengulurkan tangan untuk menggandeng Annisa dan gadis itu menymbut sembari mengangguk. Annisa tersenyum begitu bahagia ketika Peter menuntunnya menuju taman belakang.
Tanganya menyatu denganku,,,
Terasa hangat dan menenangkanku,,,
(^__^)
Anjani terdiam menyaksikan kegembiraan Annisa dengan bocah aneh itu dari jendela loteng rumah. Dia berada di sana setelah dibuat kesal oleh Peter, dia tidak ingin diganggu dan di sanalah dia saat ini,,, terganggu oleh keceriaan di taman belakang. Ada rasa iri ketika Anjani melihatnya,,,
Annisa bahagia bersama Peter dan dia sendiri,,, di loteng, hanya bisa melihat kebahagian sepupunya. Dia benci Peter karena selalu menyingkirkannya dari Annisa.
“ Dia tidak hanya aneh,,, dia juga menyebalkan,,,” ucap Anjani kesal.
Anjani mengambil ponsel di saku dan menghubungi sebuah nomor, terlihat gelisah ketika dia menunggu telephone dijawab.
“ Papa,,,” senyumnya mengembang saat itu
“ Semua baik-baik saja?” tanya suara penuh wibawa itu kebada Anjani
“ Ya,,, disini menyenangkan dan,,,”
Anjani belum selesai bicara ketika ayahnya memotong “ Baiklah,,, papa harus segera menghadiri rapat,,, Bye Honey,,,”
“ Ta,,,” Anjani baru akan bicara namun telephone terputus. Senyumnya memudar namun dia menghubungi nomor yang lain. Mungkin ibunya akan ada untuknya,,,
Malang tak bisa ditolak,,,
Beberapa kali dia mencoba namun dia tidak bisa tersambung, ponsel ibunya tidak aktif. Marah,,, Anjani langsung membanting ponselnya ke tembok.
Langkah Peter terhenti, dia terkejut oleh suara benda terbanting,,, jangtungnya bergetar sesaat dan entah mengapa dia langsung menoleh ke arah loteng rumah Annisa. Sesaat dia termenung, dia hanya berhalusinasi. Tidak terjadi apa-apa di sana. Meskipun ada barang jatuh atau terbanting, manamungkin dia mendengar, jaraknya terlalu jauh dan dia tahu manusia memiliki kemampuan mendengar dalam jarak terbatas.
“ Peter,,,”
“ Sesuatu terjadi?” Annisa menghampirinya “ Kenapa tiba-tiba berhenti” gadis itu menyentuh pundak Peter berusaha menguatkan.  Sesaat Peter masih linglung sampai dia bisa menguasai diri, hatinya merasa tidak enak tiba-tiba tapi mungkin ini tidak nyata dan dia tidak akan membiarkan Annisa khawatir.
“ Peter,,,”
Peter menoleh ke arah Annisa lalu tersenyum “ Aku hanya kelaparan,,,” ucapnya, dia tidak berbohong karena kali ini di benar-benar merasa lapar. Ekspresi khawatir di wajah Annisa langsung berganti senyum lega “ Baiklah, ayo kita makan,,, hari ini pelayan membuat pai blueberry yang sangat lezat,,,”
“ Aku tidak sabar menyentapnya setelah makan,,,”
Mereka melangkah menyusuri jalan setapak di kebun bunga menuju rumah.
“ Pasti enak,,,”
“ Sangat enak”
(^__^)
Saat Annisa sedang menikmati makan siangnya bersama Peter di meja dapur Anjani muncul dengan wajah lusuh. Annisa langsung beralih pada sepupunya itu “ Kenap kau tidak menyusul?” protesnya. Anjani tidak memberi respons, dia tidak tahu apa maksud pertanyaan Annisa.
“ Peter bilang kau akan menyusul kami setelah dari ruang baca,,,” ujar Annisa memperjelas. Anjani langsung menoleh ke arah Peter yang hanya diam tidak menoleh ke arahnya. Dasar pembohong,,, caci Anjani dalam hati.
“ Anjani,,,”
Anjani menoleh kembali pada Annisa “ Jawab aku,,,” pinta gadis itu dengan lembut. “ Maaf,,, aku lupa,,,” jawab Anjani beranjak untuk mencari minum di dalam kulkas. “ Kau selalu begitu, buku-buku itu membuatmu lupa dan tak perduli apapun,,,” gerutu Annisa saat Anjani duduk di sampingnya membawa segelas air putih.
“ Kau tahu itu Annisa,,, buku adalah satu-satunya temanku, cukup buka saja dan aku tak perlu yang lain untuk mengusik kesepianku,,,,” entah kenapa Anjani ingin mengusik Peter, kalimat itu dia ucapkan untuk menyindir Peter,,
Annisa menoleh ke arah sepupunya itu untuk memprotes bahwa dia tidak benar, dia masih punya sepupu yang akan selalu menjadi teman baiknya dan dengan senag hati mengusir kesepian itu. Tapi, niat itu berubah saat dia melihat mata Anjani,,,
“ Kau menangis,,,?” tanyanya
Peter terkejut mendengar pertanyaan itu dan langsung menoleh menatap Anjani. “ Tidak,,,” ujar Anjani tapi Annisa tetap menatapnya tidak percaya “ ,,, Ya, aku menanggis” jawab Anjani akhirnya.
“ Hanya karena sebuah buku dengan cerita yang menyakitkan,,,” tambah Anjani berusaha meyakinkan. Dia harus berbohong, dia tidak ingin Annisa tahu tentang orang tuanya yang tidak perduli kepadanya,,, dia tidak ingin terlihat tidak berdaya dihadapan sepupunya itu. Apalagi disana ada Peter!
Tidak akan,,,
“ Trust me,,,” pinta Anjani.
“ Pasti ceritanya sangat sedih??” tanya Annisa, dia percaya saja karena yang dia tahu Anjani adalah gadis dengan hidup sempurna dan tanpa masalah.
“ Ya,,, tentang seorang gadis yang memendam cinta dalam hati dan dia harus menjual diri untuk menyelamatkan lelaki yang dia cintai. Tapi yang dia dapatkan hanyalah penghinaan dan lelaki itu meninggalkannya dalam keterpurukkan,,,” Anjani bercerita dengan ekspresi pilu.
“ Ya,,, itu sangat menyedihkan” ucap Annisa “ Benar kan Peter?” Annisa menoleh pada Peter, diikuti Anjani yang menatap sinis kepadanya.
“ Benar,,,”
“,,, itu kisah yang tragis” jawabnya pelan.
(^__^)

1 komentar:

  1. Casino Junket - South Sudan - JTG Hub
    The casino 출장샵 is a 광양 출장마사지 member of the South African Gambling Commission, 군포 출장마사지 and 성남 출장마사지 is operated by 동해 출장안마 the Gambling Commission of the South African Gambling

    BalasHapus